Rabu, 17 Juli 2013

GLOBALISASI DALAM MEMBENTUK INSAN KAMIL

Seiring dengan berputarnya waktu dan zaman,kecanggihan dan kemajuan alat-alat tehnologi menuntut kita untuk bisa bersaing dalam pergulatan zaman yang mana penuh dengan tantangan,aral,cobaan yang melintang yang siap menguji keyakinan spiritual kita dalam meraih kedudukan derajat manusia yang hakiki.Persaingan di abad21 ini penuh dengan adanya kompetisi keseimbangan akidah,moral,dan juga nilai-nilai budaya yang berlaku di masyarakat dalam menjalankan norma-norma demi menciptakan kesalehan individu dan sosial.

Tidak dapat di pungkiri lagi bahwasanya globalisasi merupakan sebuah keniscayaan yang harus dihadapi oleh setiap insan individu dalam bersaing secara sehat dan objektif.Akan tetapi bukan malah menjauhi dan lari dari kenyataan yang sedang terjadi.Dalam hal ini sikap respon defensif sangatlah di butuhkan akan tetapi juga harus di barengi dengan respon ofensif.Dari sinilah kita bisa menelaah sikap bijak yang harus kita tempuh secara profesional dalam menghadapi abad modern ini.Bagaimanakah sikap yang harus kita ambil dalam menggapai cita dan asa baik di dunia maupun di akhirat kelak?

Adanya keseimbangan dan keserasian antara akidah,motivasi dan inovasi dalam tujuan hidup akan mengantarkan kita pada puncak kejayaan martabat manusia sebagai mahluk yang berakal dan juga berfikir dalam menemukan kreasi imajinasi yang siap bersaing dalam abad ini.Dan lebih pentingnya lagi jika agama juga di jadikan sebagai landasan dasar,inspirasi,dalam membangun masyarakat madani di zaman sekarang ini.

Dalam hal ini peranan pondok pesantren juga ikut andil berpartisipasi dalam membentuk insan kamil yang ahli dalam segala hal dan juga di tuntut untuk bisa mencetak santri religius-intelektual.Keseimbangan dalam mempelajari dan mengembangkan ilmu-ilmu agama dan sains merupakan pijakan utama yang harus direalisasikan demi menciptakan khayra ummah.Sejalan dengan hali itu pula hal ini merupakan tanggung jawab bersama oleh umat islam.Karena untuk menciptakan kader-kader muslim yang cendekiawan yang berkualitas dan siap berkompetisi dalam era globalisasi.Akan tetapi kedudukan mereka juga sebagai hamba Allah yang beriman dan bertaqwa yang selalu mampu memadukan antara dzikir,dan fikr untuk kemajuan dunia dan untuk menyebarkan pilar-pilar dakwah islam di muka bumi ini.

Maka dari itu sudah saatnya kita sadar,sudah saatnya kita bangkit dari keterpurukan kebodohan yang akan mengencam kemajuan syiar islam.Cita –asa dan martabat agama dan juga negara ada pada pundak kita.maka dari itu,Allah sangat mengecam kebodohan.Sudah saatnya kita berprestasi,berkompetisi melalui ajaran-ajaran islam yang religius-intelektual.Persaingan berat di saat sekarang ini akan menjadi pacuan buat kita untuk bisa bergerak aktif-responsibility dalam menggapai tujuan hidup yang sebenarnya dengan mengamalkan ajaran al-qur’an dan as-sunnah yang juga di barengi dengan kemahiran tehnologi untuk mewujudkan kemuliaan dan kemenangan umat islam yang akan membentuk ‘izzu al-islam wa al muslimin dan menafikan al islam mahjubun bi al-muslim.


Akhirnya,dengan dibekali iman,taqwa.dan iptek umat islam mampu menjawab semua problematika yang terjadi dalam masyarakat yang akan mewujudkan  rahmatan lil alamin.Semoga dengan adanya globalisasi ini dapat memacu semangat kita dalam meraih prestasi dan imajinasi dalam memajukan dakwah islam dan memberantas kemunkaran yang akhirnya akan tercipta amar ma’ruf nahi-munkar.

waallahu a’lam bisshowab

(Anieq khodijatul ulya)

1 komentar:

  1. Sbgai wrga ngembal. Trut mnd0'akan dan mendukung. . .

    BalasHapus