Rabu, 17 Juli 2013

ETIKA AKHIR ZAMAN

Manusia hidup di dunia tidak hanya cukup dengan ibadah kepada sang kholiq, melainkan juga pada kehidupan sehari-hari harus dilengkapi dengan etika yang sesuai dengan norma-norma yang ada dimasyarakat, terutama sesuai dengan akidah agama Islam.

Etika mengambil peranan penting dalam kehidupan manusia. Peranan tersebut, sebagai pengendali perilakudalam kesempurnaan hidup di dunia. Selain itu merupakan benteng diri yang mampu menolak segala dampak negatif globalisasi dan modernisasi, juga sebagai filter (penyaring) dari berbagai efeknya. Lebih dari itu, dunia yang semakin maju pesat kearah era modern, dirasakan masyarakat seantero negeri, secara otomatis membawa problem yang dapat menyeret manusia kedalam jurang degradasi (pergeseran) moral dan akhlak.

Etika merupakan tahap ketiga dalam beragama. Tahap pertama menyatakan keimanan dengan mengucapkan kalimat syahadat, tahap kedua melakukan ibadah yang bersifat syari'at, dan tahap ketiga adalah etika sebagai buah dari keimanan serta ibadah.

Etika adalah perilaku sehari-hari yang dapat dicerminkan dalam ucapan, sikap dan tindakan. Bentuk kongkritnya adalah saling hormat menghormarti, bersikap sopan santun kepada sesama manusia, mempunyai sikap kepedulian sosial yang tinggi, menjahui dan tidak mau melakukan vandalisme (kerusakan), mempunyai solidaritas sesama, dll.

Dalam kerangka yang lebih luas, beretika berarti  ''Hidup menjadi rahmat bagi semesta alam''. Artinya, hidup berguna bukan hanya untuk umat islam,tetapi seluruh umat manusia dan alam sekitarnya atau menjadi manusia yang ber-akhlaqul karimah.

Pada zaman sekarang masalah etika dan moral, terasa menjadi sangat penting juga relevan untuk di perbincangkan. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, manusia pada zaman ini hidup dalam suatu masyarakat yang semakin pluralis, kesatuan tatanan yang normatif nyaris tidak ada lagi, karena langsung berhadapan dengan sekian banyak pandangan moral yang seringkali saling bertentangan. Sehingga seringkali kita dihadapkan pada pilihan-pilihan,  apakah harus mengikuti moralitas tradisional desa yang kita peroleh dari orang tua atau moralitas yang ditawarkan oleh berbagai konsep yang muncul dari pluralisme itu sendiri. Kedua, manusia pada zaman ini dihadapkan pada masa transformasi yang luar biasa, suatu perubahan yang terjadi akibat hantaman gelombang modernisasi dan globalisasi yang secara tidak terelekkan memunculkan rasionalisme, individualisme, materialisme, hidonisme, dan sistem pendidikan yang telah mengubah budaya maupun rohani manusia. Ketaga,sebagai akibat dari semua itu, seringkali muncul tindakan-tindakan subyektif, motifasi yang tidak jelas dan pamrih. Banyak dari mereka yang bersikap hipokrit (munafik) berkata ''ya'' untuk mengatakan ''tidak'' dan berkata ''tidak'' untuk mengatakan ''ya''.


Berbicara tentang etika tentunya tidak terlepas dari sosok yang bernama ''Remaja''. Di dalam hingar-bingarnya dunia modern ini, aksi remaja menjadi sorotan utama, karena pola dan tingkah lakunya sering melakukan tindakan-tindakan yang tidak beretika. Kasus-kasus yang mencuat misalnya, kasus pemakaian narkoba, tawuran antar pelajar, bahkan sampai pada kasus pembuatan film terlaris di dunia yang tidak pernah mendapatkan piala OSCAR (film porno) dan kasus-kasus lainnya. Ternyata remaja berada pada barisan depan sebagai aktor utamanya, lebih-lebih remaja di kalangan PELAJAR.

(REDAKSI)

0 komentar:

Posting Komentar