Manusia hidup di dunia tidak hanya cukup dengan ibadah kepada sang kholiq,
melainkan juga pada kehidupan sehari-hari harus dilengkapi dengan etika yang
sesuai dengan norma-norma yang ada dimasyarakat, terutama sesuai dengan akidah
agama Islam.
Etika mengambil peranan penting
dalam kehidupan manusia. Peranan tersebut, sebagai pengendali perilakudalam
kesempurnaan hidup di dunia. Selain itu merupakan benteng diri yang mampu menolak
segala dampak negatif globalisasi dan modernisasi, juga sebagai filter
(penyaring) dari berbagai efeknya. Lebih dari itu, dunia yang semakin maju
pesat kearah era modern, dirasakan masyarakat seantero negeri, secara otomatis
membawa problem yang dapat menyeret manusia kedalam jurang degradasi
(pergeseran) moral dan akhlak.
Etika merupakan tahap ketiga
dalam beragama. Tahap pertama menyatakan keimanan dengan mengucapkan kalimat
syahadat, tahap kedua melakukan ibadah yang bersifat syari'at, dan tahap ketiga
adalah etika sebagai buah dari keimanan serta ibadah.
Etika adalah perilaku
sehari-hari yang dapat dicerminkan dalam ucapan, sikap dan tindakan. Bentuk
kongkritnya adalah saling hormat menghormarti, bersikap sopan santun kepada
sesama manusia, mempunyai sikap kepedulian sosial yang tinggi, menjahui dan
tidak mau melakukan vandalisme (kerusakan), mempunyai solidaritas sesama, dll.
Dalam kerangka yang lebih luas,
beretika berarti ''Hidup menjadi rahmat
bagi semesta alam''. Artinya, hidup berguna bukan hanya untuk umat islam,tetapi
seluruh umat manusia dan alam sekitarnya atau menjadi manusia yang ber-akhlaqul
karimah.
Pada zaman sekarang masalah
etika dan moral, terasa menjadi sangat penting juga relevan untuk di
perbincangkan. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, manusia
pada zaman ini hidup dalam suatu masyarakat yang semakin pluralis, kesatuan
tatanan yang normatif nyaris tidak ada lagi, karena langsung berhadapan dengan
sekian banyak pandangan moral yang seringkali saling bertentangan. Sehingga
seringkali kita dihadapkan pada pilihan-pilihan, apakah harus mengikuti moralitas tradisional
desa yang kita peroleh dari orang tua atau moralitas yang ditawarkan oleh
berbagai konsep yang muncul dari pluralisme itu sendiri. Kedua, manusia
pada zaman ini dihadapkan pada masa transformasi yang luar biasa, suatu
perubahan yang terjadi akibat hantaman gelombang modernisasi dan globalisasi
yang secara tidak terelekkan memunculkan rasionalisme, individualisme,
materialisme, hidonisme, dan sistem pendidikan yang telah mengubah budaya
maupun rohani manusia. Ketaga,sebagai akibat dari semua itu, seringkali
muncul tindakan-tindakan subyektif, motifasi yang tidak jelas dan pamrih.
Banyak dari mereka yang bersikap hipokrit (munafik) berkata ''ya'' untuk
mengatakan ''tidak'' dan berkata ''tidak'' untuk mengatakan ''ya''.
Berbicara tentang etika tentunya
tidak terlepas dari sosok yang bernama ''Remaja''. Di dalam hingar-bingarnya
dunia modern ini, aksi remaja menjadi sorotan utama, karena pola dan tingkah
lakunya sering melakukan tindakan-tindakan yang tidak beretika. Kasus-kasus
yang mencuat misalnya, kasus pemakaian narkoba, tawuran antar pelajar, bahkan
sampai pada kasus pembuatan film terlaris di dunia yang tidak pernah
mendapatkan piala OSCAR (film porno) dan kasus-kasus lainnya. Ternyata remaja
berada pada barisan depan sebagai aktor utamanya, lebih-lebih remaja di
kalangan PELAJAR.
(REDAKSI)
0 komentar:
Posting Komentar