Cover |
Judul:
Bumi Cinta
Penulis: Habiburrahman
Elshirozy
Penerbit: Author
Publishing.
Cetakan: vi 546 halaman
Bagaimana rasanya jika seseorang dihadapkan pada
realita kehidupan yang mengancam keimanannya? bagaimana ia memohon pada Allah
agar keimanan tidak dicabut dari hatinya?
Dia adalah Muhamma Ayyas, salah seoarang santri
salaf asal indonesia, yang harus memperjuangkan keimananya disaat ia harus
menyelesaikan studinya di Moskow Rusia , negara yang mayoritas penduduknya ( menurut Habiburrahman Elshirozy ) adalah
penganut seks bebas pengakses situs purno terbesar di dunia ( hal.06 ).
Cerita dalam novel ini diawli dengan kedatangan
Ayyas ke Moskow untuk menyelesaikan tesisnya di bidang sejarah islam. Ia ingin
menulis tentang kehidupan umat islam
di Rusia di masa pemerintahan Stalin, seseorang tokah komunis Rusia yang sudah tentu menyengserakan umat islam
di Rusia pada masa itu ( hal. 102 ).
Sejak awal Ayyas dihadapkan pada situasi yang
tidak mudah. Ia harus tinggal satu
apertemen dengan dua orang nonik Rusia : yalena, seseorang pelacur papan
atas Rusia yang Atheis, dan Linor,
seorang agen rahasia zionis Israel yang sangat membenci islam dan tentu Ayyas
menjadi korban.
Tidak cukup hanya disitu, Ayyas harus menyelesaikan
atudinya dibawah bimbingan seorang asisten dosen yang cantik bernama Anasfasia
Palazzo, yang kemudian menaruh
hati padanya.
Tentu tidak mudah bagi seorang muslim yang hidup
didaerah yang 'aman' untuk
mempertahankan keimanannya di negara komunis terbesar di dunia. Ayyas
harus berjunag keras menghadapi
fitnah dan cobaan yang datang bertubi-tubi padanya.
Sebagaimana novel-novel yang telah menggebrak
dunia penulisan di Indonesia
sebelumnya. Lewat novel yang
belum mencapai umur setengah tahun sudah mengalami empat kali cetak ini ,kang Abik sapaan akrab
Habiburrahman El-shirozy ini kembali menggugah kesadaran kita lewat novel
yang berjudul "Bumi Cinta" kang
Abik ingin menunjukan bahwa semakin tinggi suatu pohon maka semakin kencang
angin yang menerpanya.
Novel ini masih sarat dengan pengetahuan
sebagaimana dua novel pendahulunya,
yakni Mega Best Seller Ayat-Ayat Cinta dan Dwilogi Ketika Cinta
Bertasbih. Ketika membawa novek ini, kita akan terhanyut dalam budaya Rusia dan
ke-athisa-nya, bahasa.dan gaya pergaulannya serta masih banyak hal yang
mengejutkan dan sayang untuk dilewatkan.
Dibandingkan dua pendahulunya, "Bumi
Cinta" terkesan kurang islami. Tentu saja hal itu dikarenakan setting
latar belakangnya. Ayat-ayat Cinta dan Ketika Cinta Bertasbih berlatng belakang
Mesir, sebuah negara yang islamnya cukup kuat menjadi sebuah "keharusan" untuk
menghembuskan nafas-nafas Islam dalam cerita disebuah tempat dimana muslim adlah menjadi mayoritas penduduknya.Sedangkan "Bumi Cinta " berlatar belakang
penganut paham Atheis yang memuja kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Tentu kang Abik harus menyesuaikan alur ceritanya agar tetap islami
dan terkesan modern.
Lantas, bagaimana Ayyas menghadapi hari-harinya?
Apakah ia mampu menghadapi godaan terbesar bagi seorang pelajar, yaitu wanita ?
Dimana Ia akan menemukan Bumi Cintanya ?
Jika jawaban dari pertanyaan diatas adalah
"mampu", lahirlah sebuah tantangan baru: bagai mana dengan kita yang hidup dinegara yang (felatif) aman
sepeti Indonesia.
0 komentar:
Posting Komentar